Antara Percaya Diri dan Kesombongan: Belajar Mengenal Gangguan Narsistik (NPD)

 

Kenali NPD: Saat Rasa Percaya Diri Berlebihan Jadi Penyakit

Kita semua pasti kenal orang yang suka jadi pusat perhatian, ingin selalu dipuji, atau merasa dirinya paling benar. Sifat seperti itu wajar kalau sesekali muncul. Tapi kalau terlalu sering, bahkan sampai bikin orang lain kewalahan, bisa jadi itu tanda Narcissistic Personality Disorder (NPD), atau gangguan kepribadian narsistik.


Dari Mana NPD Bisa Datang?

NPD biasanya tidak muncul tiba-tiba. Ada beberapa hal yang bisa memicunya:

  • Masa kecil: Anak yang dibesarkan dengan pujian berlebihan atau sebaliknya sering diremehkan, bisa tumbuh dengan sifat narsistik.

  • Lingkungan: Tekanan untuk selalu tampil sempurna, apalagi di era medsos, membuat orang gampang terjebak dalam “harus terlihat hebat”.

  • Faktor genetik/otak: Beberapa penelitian menyebutkan NPD bisa berhubungan dengan faktor biologis tertentu.




Dampaknya Gak Main-main

Buat Diri Sendiri

  • Jadi gampang tersinggung kalau dikritik.

  • Sering merasa kosong atau depresi kalau tidak mendapat perhatian.

  • Hubungan pribadi susah langgeng karena selalu ingin dituruti.

Buat Orang Lain

  • Pasangan atau teman bisa capek karena harus terus memuji.

  • Rekan kerja bisa merasa diremehkan.

  • Keluarga bisa kewalahan menghadapi drama emosional yang muncul.


Contoh di Kehidupan Sehari-hari

  • Di Medsos: Upload foto tiap hari, tapi marah kalau like-nya sedikit.

  • Di Kantor: Kalau berhasil, mengaku hasil kerja sendiri. Kalau gagal, salahin tim.

  • Dalam Hubungan: Selalu minta dipuji, tapi cuek sama perasaan pasangan.


Bisakah NPD Disembuhkan?

Kabar baiknya: iya, bisa dikelola. Caranya memang butuh proses, tapi bukan mustahil.

  1. Terapi dengan psikolog → belajar mengubah pola pikir dan cara berhubungan dengan orang lain.

  2. Latih empati → coba dengarkan orang lain tanpa langsung mengembalikan pembicaraan ke diri sendiri.

  3. Dukungan keluarga & teman → penting banget untuk mengingatkan dengan cara yang sehat.

  4. Obat (kalau perlu) → biasanya hanya kalau ada masalah lain seperti cemas atau depresi.


Penutup

NPD bukan cuma soal “suka pamer” atau “lebay di medsos”. Ini adalah kondisi psikologis yang nyata dan bisa bikin hidup jadi rumit—baik untuk penderitanya maupun orang sekitar. Kuncinya adalah kesadaran diri, dukungan orang lain, dan tidak malu untuk mencari bantuan profesional.

Kalau kamu atau orang terdekatmu punya tanda-tanda ini, jangan buru-buru menghakimi. Bisa jadi, mereka sedang butuh pertolongan.


Sumber Foto : 

Foto 1:https://cdn.rri.co.id/berita/Cirebon/o/1750062474874-conceptual-photo-syndromes-related-personality-260nw-2585972543_(1)/yehxzf7g1c76vhn.jpeg

Foto 2:https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioN_b_F38qMvruR0IMt6Y2yeOg-ZsTU5DIpgv031wMCMnJ1fX7LR1A6wiAL5Hq_pSRA6XbAO9dTXdRpNuYhXzMHznoxuZjFc5dOs_58EHglK2LMXnRtNsmCanhh_SQzDYI9AJnnzXMp4w4Tif3xeOAKQXh8EYM__u40OMwo9uEjfIqfoG-MrIwI9wI0nGH/s1080/Purple%20Simple%20World%20Mental%20Health%20Day%20Instagram%20Post_20240422_171245_0001.png




Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama